
Bitungnews – Dalam ritual tersebut, warga Tionghoa memohon ijin kepada Tuhan, untuk melaksanakan Prosesi cap go meh, atau Goan Siao, keliling kota. Suasana suka-cita, dan tangis bahagia mewarnai ritual tersebut, karena prosesi Cap Go Meh diijinkan oleh Tuhan. Prosesi Cie Sin, dengan media Poe Pwe, berlangsung di Klenteng Seng Bo Kiong, pada Selasa, 31/1/2017.
Prosesi Poe Pwe, atau permohonan ijin kepada Tuhan untuk menggelar Cap Go Meh, dimulai pada pukul 15.00 Wita. Hoksiu atau Petugas Sembahyang nomor 2, Hanny Pangkeng, didampingi rohaniwan, bertanya dengan media kayu poe pwe, sebagai simbol keseimbangan Yin dan Yang.
Tuhan mengabulkan permohonan warga Tionghoa, untuk menggelar prosesi Cap Go Meh keliling kota, karena sepasang poe pwe yang dilemparkan satu terbuka, serta yang lain tertutup. Hal tersebut disambut suka cita oleh umat klenteng seng Bo Kiong, karena roh suci pada prosesi Cap Go Meh diperkenankan menyatu dengan masyarakat kota Bitung.
“ Kami berharap dukungan seluruh lapisan masyarakat di kota Bitung, karena prosesi Cap go Meh, pada Purnama Agung tahun ini telah direstui Tuhan, agar tercipta kehidupan selaras, banyak berkat, serta jauh dari bencana,” kata Rohaniwan, Rolly Ciwulusan.
Prosesi Cap go Meh, selalu ditunggu-tunggu masyarakat kota Bitung, karena menyuguhkan atraksi kebal senjata tajam para tang sin, serta karnaval berbagai budaya di kota tersebut. Pada tahun imlek 2568ini, cap go meh jatuh pada Sabtu 11 Februari 2017.