Aparat Polres Bitung datang ke lokasi pembabatan hutan, dipimpin oleh Wakapolres Kompol Norman Sitindoan. ” Pembabatan hutan ini tindakan ilegal dan melanggar hukum, kami akan bertindak tegas, jika warga tak keluar dari lahan hutan wisata alam ini,” kata Sitindoan.
Menanggapi sikap tegas, sejumlah warga justru siap-siap mempertahankan lahan yang mereka klaim sebagai wilayah adat mereka. ” saya rela mati disini mempertahankan tanah yang dengan susah payah kami bersihkan, ” kata sejumlah warga.
Warga dengan senjata tajam, menantang aparat Kepolisian jika berani bertindak tegas. Sejumlah aparat Kepolisian yang merasa terancam, mengeluarkan senjata api, segera melakukan tembakan peringatan. ” Mundur-mundur, menjauh dari kami,” kata Kasat Reskrim, AKP Rivo Malonda.
Seorang nenek histeris hingga pingsan melihat aparat kepolisian, mengeluarkan tembakan peringatan.
Meski mundur sejenak, namun massa menghalangi polisi yang akan memasang garis polisi di lokasi tersebut. “torang so setengah mati bersihkan lahan, torang akan lawan siapapun yang usir pa torang,” kata sejumlah warga. (kami setengah mati bersihkan lahan, kami akan lawan siapapun yang usir kami).
“Kami cari beberapa oknum BKSDA, karena mereka juga mendapatkan lahan di lahan yang kami babat,” tambah warga serentak.
Aparat Polres bitung kini menjaga 30-an hektar areal hutan yang telah dibabat oleh warga selama 2 pekan terakhir. Polisi mengusir setiap warga yang mencoba memasuki areal hutan yang telah gundul ini.(ardan gala)